Kamis, 11 Desember 2014

Antibodi dan Jenis Antibodi

ANTIBODI

Antibodi merupakan biomolekul yang tersusun atas protein dan dibentuk sebagai respons terhadap keberadaan benda-benda asing yang tidak dikehendaki di dalam tubuh kita. Benda-benda asing itu disebut antigen.
Tiap kali ada benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh diperlukan 10-14 hari untuk membentuk antibodi. Antibodi dihasilkan oleh limfosit B atau sel-sel B. Antibodi digunakan untuk menetralkan atau menghancurkan antigen yang masuk ke dalam tubuh. Setiap detik sekitar 2.000 molekul antibodi diproduksi oleh sel-sel B. Salah satu contoh peristiwa yang melibatkan antibodi adalah ketika kulit kita terkena infeksi karena luka maka akan timbul nanah. Nanah itu merupakan limfosit atau sel-sel B yang mati setelah berperang melawan antigen.
Antibodi dapat ditemukan pada aliran darah dan cairan nonseluler. Antibodi memiliki struktur molekul yang bersesuaian dengan antigen secara sempurna, seperti anak kunci dengan lubangnya. Tiap jenis antibodi spesifik terhadap antigen jenis tertentu.

1. Jenis-jenis Antibodi
Antibodi disebut juga immunoglobulin (Ig) atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi tubuh lewat proses kekebalan (immune). Ada lima macam immunoglobulin, yaitu IgG, IgM, IgA, IgE, dan IgD.

a. Immunoglobulin G (IgG)
IgG terbentuk 2-3 bulan setelah infeksi, kemudian kadarnya meninggi dalam satu bulan, menurun perlahan-lahan, dan terdapat selama bertahun-tahun dengan kadar yang rendah. IgG beredar dalam tubuh dan banyak terdapat pada darah, sistem getah bening, dan usus. Senyawa ini akan terbawa aliran darah langsung menuju tempat antigen berada dan menghambatnya begitu terdeteksi. Senyawa ini memiliki efek kuat antibakteri maupun virus, serta menetralkan racun. IgG juga mampu menyelinap diantara sel-sel dan  menyingkirkan mikroorganisme yang masuk ke dalam sel-sel dan kulit. Karena kemampuan serta ukurannya yang kecil, IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat dipindahkan melalui plasenta dari ibu hamil ke janin dalam kandungannya untuk melindungi janin dari kemungkinannya infeksi yang menyebabkan kematian bayi sebelum lahir. Selanjutnya immunoglobulin dalam kolostrum (air susu ibu atau ASI yang pertama kali keluar), memberikan perlindungan kepada bayi terhadap infeksi sampai sistem kekebalan bayi dapat menghasilkan antibodi sendiri.

b. Immunoglobulin A (IgA)
Immunoglobulin A atau IgA ditemukan pada bagian-bagian tubuh yang dilapisi oleh selaput lendir, misalnya hidung, mata, paru-paru, dan usus. IgA juga ditemukan di dalam darah dan cairan tubuh lainnya, seperti air mata, air liur, ASI, getah lambung, dan sekresi usus.
Antibodi ini melindungi janin dalam kandungan dari berbagai penyakit. IgA yang terdapat dalam ASI akan melindungi sistem pencernaan bayi terhadap mikroba karena tidak terdapat dalam tubuh bayi yang baru lahir.

c. Immunoglobulin M (IgM)
Antibodi ini terdapat pada darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B. Pada saat antigen masuk ke dalam tubuh, Immunoglobulin M (IgM) merupakan antibodi pertama yang dihasilkan tubuh untuk melawan antigen tersebut. IgM terbentuk segera setelah terjadi infeksi dan menetap selama 1-3 bulan, kemudian menghilang.
Janin dalam rahim mampu memproduksi IgM pada umur kehamilan enam bulan. Jika janin terinfeksi kuman penyakit, produksi IgM janin akan meningkat. IgM banyak terdapat di dalam darah, tetapi dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam organ maupun jaringan. Untuk mengetahui apakah janin telah terinfeksi atau tidak, dapat diketahui dari kadar IgM dalam darah.

d. Immunoglobulin D (IgD)
Immunoglobulin D atau IgD juga terdapat dalam darah, getah bening, dan pada permukaan sel-sel B, tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit. IgD ini bertindak dengan menempelkan dirinya pada permukaan sel-sel T, mereka membantu sel-sel T menangkap antigen.

e. Immunoglobulin E (IgE)
Immunglobulin E atau IgE merupakan antibodi yang beredar dalam aliran darah. Antibodi ini kadang juga menimbulkan reaksi alergi akut pada tubuh. Oleh karena itu, tubuh seorang yang sedang mengalami alergi memiliki kadar IgE yang tinggi. IgE penting melawan infeksi parasit, misalnya skistosomiasis, yang banayk ditemukan di negara-negara berkembang.

Selasa, 09 Desember 2014

Makalah Nutrisi (Lengkap)



 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganorganisme, diantaranya adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia dan hewan . Melaluimakanan, hewan dapat memperoleh nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air dan garam mineral.
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah Pengertian Nutrisi?
2. Apakah Jenis Nutrisi yang Diperlukan Oleh Hewan?
3. Bagaimanakah Pencernaan Makanan Berlangsung?
4. Bagaimanakah Pola Pencernaan Makanan pada Hewan?
5. Bagaimanakah Sistem Pencernaan Makanan pada Manusia?
6. Bagaimanakah Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Vertebrata?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Nutrisi.
2. Untuk Mengetahui Nutrisi yang Diperlukan Oleh Hewan
3. Untuk Mengetahui Berlangsungnya Pencernaan Makanan
4. Untuk Mengetahui Pola Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan
5. Untuk Mengetahui Sistem Pencernaan Manusia
6. Untuk Mengetahui Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Vertebrata
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
Manfaat dari segi teoritis:
1. Makalah ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa untuk mengetahuinutrisi dan sistem pencernaan makanan
Manfaat dari segi praktis:
2. Makalah ini dapat dipakai sebagai salah satu acuan bagi mahasiswa untuk memahami ilmu anatomi dan fisiologi hewan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan minuman terhadap kesehatandan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan standar kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).
Sedagkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman terhadap kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.
B. Jenis Nutrisi yang Diperlukan Oleh Hewan
Makan dan minum adalah sangat penting bagi setiap mahluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Di bawah ini adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan untuk melangsungkan hidunya.
1. Karbohidrat
2 .Protein
3 .Lemak
4. 4. Vitamin
5. Mineral
6. 6.Air
1.Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empiris (CH2)n. Kabohidrat digolongkan menjadi monosakarida atau gula sederhana ( satu unit aldehida atau keton ). Oligosakarida ( beberapa unit monosakarida ). dan polisakarida, molekul besar linear atau bercabang yang mengandung banyak unit monosakarida. Monosakarida atau gula sederhana memiliki satu unit aldehida atau keton. Golongan ini juga mempunyai sedikitnya satu atom karbon asimetrik dan karenanya terdapat dalam bentuk stereoisomer. Gula yang paling banyak terdapat di alam, seperti ribosa, glukosa, fruktosa, dan manosa, adalah rangkaian gula D. Gula sederhana dengan 5 atau lebih atom karbon dapat berada dalam bentuk cicin-tertutup hemiasetal, sebagai furanosa (cicin beranggota- lima ) atau piranosa ( cicin beranggota- enam ). Furanosa dan piranosa terdapat dalam bentuk anomer α dan β, yang dapat saling bertukar dalam proses mutarotasi. Gula yang dapat saling bertukar dalam proses mutarotasi. Gula yang dapat mereduksi senyawa oksidator disebut gula pereduksi.
Disakarida terdiri dari dua monosakarida yang digabungkan oleh suatu ikatan kovalen. Maltosa mengandung dua residu D-glukosa dalam ikatan α( 1 → 4 ) glikosida. Laktosa mengandung D-galaktosa dan D-glukosa. Sukrosa, suatu gula nonpereduksi, mengandung unit D-glukosa dan D-fruktosa yang digabungkan oleh atom karbon anomernya.
Polisakarida ( glikan ) mengandung banyak unit monosakarida yang berikatan glikosida. Beberapa berfungsi sebagai bentuk penyimpan karbohidrat. Polisakarida penyimpan yang paling penting adalah pati dan glikogen, polimer glukosa bercabang dengan berat molekul tinggi berikatan α( 1 → 4 ) pada rantai utamanya dan ikatan α( 1 → 6 ) pada titik cabangnya. Ikatan α( 1 → 4 ) dapat dihidrolisa oleh α-amilase dan ikatan α( 1 → 6 ) dihidrolisa oleh α( 1 → 6 ) glukosidase, polisakarida lain memegang peranan struktural pada dinding sel. Selulosa, polisakarida pada tumbuh- tumbuhan mempunyai unit D- glukosa yang berikatan β( 1 → 4 ). Selulosa tidak dapat dipecahkan oleh α atau β-amilase dan tidak dapat dicernakan oleh vertebrata kecuali oleh hewan ruminansia yang mengandung bakteri penghasil selulosa yang dapat memecahkan selulosa menjadi D-glukosa.
Karbohidrat didefenisikan secara tepat sebagai senyawa dengan rumus molekul Cn(H2O)n . Namun kata karbohidrat umumnya digunakan dalam pengertian lebih terbatas untuk menunjukan zat yang terdiri atas polihidroksin aldehida dan keton serta turunannya. Gula yang juga dikenal sebagai sakarida. Umumnya diperlakukan sebagai karbohidrat khas. Monosakarida adalah karbohidrat yang biasanya memiliki 3-9 atom karbon. Sambungan dua monosakarida atau lebih melalui jembatan oksigen menjadikan oligosakarida (biasa 2-10 satuan monosakarida ) dan polisakarida. Berikut ini macam-macam kabohidrat yang terdapat dalam tubuh:
Monosakarida dapat berupa aldosa atau katosa. Golongan aldosa mempunyai satu gugus aldehid (-CHO) dan beberapa gugus hidroksil (-OH), sedangkan glukosa ketosa mempunyai satu gugus keton (-CO-) dan beberapa gugus hidroksil. Monosakarida juga digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon dalam molekulnya. Monoksakarida paling kecil mengandung 3 atom karbon, disebut trioksa. yang mempunyai 4 atom karbon disebut tetrosa, dan seterusnya. Monosakarida terpenting adalah golongan heksosa dan pentosa.
Setiap monosakarida mempunyai dua bentuk konfigurasi yang ditandai dengan D (baca.de) dan L (baca.el). Penetapan huruf D dan L didasarkan pada arah gugus OH pada atom C asimetris nomor terbesar.
Semua monosakarida adalah zat padat yang mudah larut dalam air. Larutannya bersifat optis aktif. Larutan monosakarida yang baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran hingga akhirnya dicapai sudut putaran yang tetap. Perubahan sudut putaran ini disebut mutarotasi. Semua monosakarida, baik aldosa maupun ketosa, dalah gula pereduksi. Larutan monosakarida bereaksi positif dengan pereaksi Fehling atau pereaksi Benedict maupun dengan pereaksi Toll.
Hanya monosakarida yang mempunyai arti biologis penting yaitu D-glukosa, D-fruktosa, D-ribosa, dan 2-deoksi-D-ribosa. D-glukosa terdapat dalam darah, merupakan sumber energi utama pada kegiatan sel. Larutan D-glukosa dalam air merupakan pemutar kanan, oleh karena itu D-glukosa disebut juga dekstrosa. D-fruktosa terdapat dalam buah-buahan. Larutan D-fruktosa adalah pemutar kiri sehingga D-fruktosa disebut levulosa. D-Ribosa dan 2-deoksi-D-ribosa terdapat dalam asam nukleat, yaitu dalam RNA dan DNA.
Disakarida terbentuk dari kondensasi dua molekul monosakarida. Ikatan yang mengkaitkannya disebut ikatan glukosida. Disakarida terpenting adalah sukrosa, maltosa, dan laktosa. Ketiganya mempunyai rumus molekul C12H22O11.
Sukrosa adalah gula tebu, gula yang kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Larutan sukrosa memutar bidang polarisasi kekanan (putaran jenis =+66,53). Sukrosa tidak mereduksi pereaksi fehling, Benedict, dan pereaksi Tolles.
Hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa. Pada hidrolisis sukrosa terjadi pembalikan sudut putaran (invensi) dari yang pemutar kanan menjadi pemutar kiri, karena daya pemutar kiri fruktosa lebih kuat daya putaran kanan glukosa (putaran jenis fruktosa = -92.4 , sedangkan glukosa=+52,7),hidrolisis sukrosa dapat terjadi karena pengaruh asam atau anzim invertasa.
Hidrolisis maltosa menghasilkan 2 molekul glukosa, sedangkan laktosa menghasilkan glukosa dan galaktosa. Hidrolisis maltosa dikatalisis oleh enzim maltase, sedangkan hidrolisis laktosa oleh oleh enzim laktase. Maltosa tidak terdapat bebas dialam, tetapi tidak dibuat dari hidrolisis amilum dengan pengaruh enzim diastase. Laktosa terdapat dalam susu sehingga disebut juga gula susu. Maltosa dan laktosa adalah gula pereduksi, pereaksi positif dengan pereaksi Fehling, Benedict dan Tolles.
Polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida . Polisakarida terpenting, yaitu amilum, glikogen, dan selulosa, adalah polimerisasi kondensi, amilum, glikogen, dan selulosa dapat dinyatakan dengan rumus molekul (C6H10O5)n, dengan n dapat mencapai ratusan sampai ribuan.
Amilum terbentuk pada proses fotosintesis pada bagian yang hijau dari tumbuhan bantuan energi matahari. Hidrolisis amilum dengan enzim diastase atau amilase menghasilkan maltosa. Amilum membentuk koloid dalam air jika dipanaskan. Suspensi amilum memberi warna biru dengan iodin. Glikogen terbentuk dalam tubuh hewan dan manusia yang disimpan dalam hati dan jaringan otot sebagai cadangan makanan. Pembentuk glikogen dari glukosa diatur oleh insulin. Glikogen juga membentuk koloid dalam air, dan dengan iodin memberi warna merah cokelat.
Karbohidrat adalah sumber kalori utama bagi hampir semua penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dihasilkan hanya 4 kkal dari 1 gram karbohidrat, namun bila dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang lebih mudah didapat.
Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber kalori utama dan sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia untuk mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi :
a. Karbohidrat yang dapat dicerna
Karbohidrat dari kelompok yang dapat dicerna bisa dipecah oleh enzim 2)α-amilase3)untuk menghasilkan energi. Monokasarida, disakarida, dekstrin dan pati adalah beberapa contoh dari kelompok karbohidrat yang dapat dicerna.
b. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna atau juga dikelompokkan sebagai serat makanan/dietary fiber Tidak bisa dipecah oleh enzim Î± -amilase, seperti selulosa.
Fungsi Karbohidrat
Fungsi dari zat karbohidrat bagi tubuh selain sebagai penghasil energi bagi tubuh, karbohidrat juga sebagai cadangan tenaga bagi tubuh serta memberikan rasa kenyang selain itu karbohidrat berfungsi untuk mencegah timbulnya pemecahan protein tubuh yang berlebihan, mencegah kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
Kebutuhan Karbohidrat Bagi Tubuh
Tinggi rendahnya aktifitas seseorang, maka akan berbeda kebutuhan karbohidratnya. Bagi orang dewasa yang bekerja tidak terlalu berat, kebutuhan tubuh rata-rata akan karbohidrat antara 8 sampai 10 gram untuk tiap kilogram berat badan setiap hari.
Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan penyakit busung lapar (merasmus) yang lebih tampak secara fisik jika terjadi pada kelompok balita. Tanda-tanda penyakit ini adalah muka pucat kelihatan tua, rambut merah dan jarang dan pada tingkat akut dapat menyebabkan kematian.
Karbohidrat Dalam Bahan Makanan
Karbohidrat banyak terdapat dalam bahan pangan nabati misalnya : beras, jagung, sorghum, gandum, ketela pohon, ubi jalar dan talas kentang. Karbohidrat yang terdapat dalam bahan pangan hewani pada umunya disimpan dalam bentuk glikogen yang banyak terdapat dalam hati.
2. Protein
Protein bukanlah merupakan zat tunggal akan tetapi terdiri dari unsur-unsur pembentuk protein yang disebut asam amino . Asam amino terdiri dari sebuah gugus amino dan sebuah gugus karboksil serta sebuah atom hidrogen. Asam amino terbagi dua yaitu asam amino essensial dan non essensial. Asam amino essensial merupakan asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh manusia sedangkan asam amino non essensial tidak dapat dibentuk oleh tubuh manusia, sehingga didapat dari makanan sehari-hari. Molekul protein mengandung unsur-umsur C (Carbon), H (Hidrogen), O (Oksigen), N (Nitrogen), P (Phospor), S (Sulfur) dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno, 2002).
Fungsi Protein Bagi Tubuh
Protein bagi tubuh adalah untuk pertumbuhan, pada masa pembentukan janin hingga usia balita diperlukan protein yang berkualitas tinggi, memperbaiki sel-sel yang telah aus atau rusak terutama pada saat setelah sakit maka jumlah sel-sel dalam tubuh yang telah rusak perlu dibentuk kembali, menyediakan bahan untuk pembuatan plasma kelenjar, diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh, sebagai cadangan energi dan apabila sumber energi dan karbohidrat telah berkurang maka protein dapat dijadikan sumber energi baru dan menjaga keseimbangan asam basa dalam darah.
Kebutuhan Protein Bagi Tubuh
Kebutuhan protein bagi seorang dewasa adalah 1 gram untuk setiap 1 kilogram berat badannya setiap hari. Untuk anak-anak yang sedang tumbuh , diperlukan protein dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu 3 gram untuk setiap kilogram berat badan. Perbedaan ini disebabkan karena pada anak-anak, protein lebih banyak dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan pada orang dewasa fungsi protein hanya untuk mempertahankan jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang telah rusak.
Kekurangan konsumsi protein pada anak-anak dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan badan si anak. Pada orang dewasa kekurangan protein mempunyai gejala yang kurang spesifik, kecuali pada keadaan yang telah sangat parah seperti busung lapar. Busung lapar yang banyak di derita oleh kelompok rawan gizi terutama bayi dan balita sungguh memprihatinkan. Pemerintah dengan beberapa program gizi telah berupaya untuk mengatasi masalah gizi tersebut.
Kwashiorkor merupakan salah satu penyakit yang timbul akibat kekurangan protein, yang banyak diderita oleh bayi dan anak pada usia enam bulan sampai usia tiga tahun (balita). Ciri penderita kwashiorkor adalah Pembengkakan pada kaki dan tangan, wajah sembab, otot kendur, rambut kemerahan dan mudah putus.
Penggunaan berbagai bahan makanan campuran dapat membantu memenuhi kebutuhan akan protein. Dengan menyajikan makanan campuran diharapkan kekurangan zat gizi pada satu jenis pangan dapat ditutupi dari penggunaan bahan pangan lainnya. Jika hanya menggunakan satu jenis sumber pangan dikhawatirkan kebutuhan gizi akan sulit dipenuhi. Saat ini pemberian makanan tambahan terutama untuk bayi dan balita sudah mulai divariasikan. Kekurangan protein sangat berdampak buruk pada kesehatan terutama pada masa pertumbuhan. Oleh karena itu komposisi makanan yang mengandung protein perlu mendapat perhatian dalam menyusun menu di dalam keluarga.
Protein Dalam Bahan Makanan
Menurut sumbernya protein terbagi dua, yaitu :
a. Protein hewani
Protein hewani merupakan protein yang berasal dari pangan hewani seperti daging, susu, telur, dan ikan. Protein ini mempunyai bentuk struktur menyerupai struktur asam amino dalam tubuh manusia dan susunan asam amino-nya lebih komplit serta nilai cerna relatif lebih baik daripada protein nabati. Protein ini sangat sangat penting artinya pada pembentukan jaringan dan sel-sel otak saat janin masih berusia dua bulan sampai anak berusia dua tahun. Oleh sebab itu para ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi terutama yang banyak mengandung protein hewani.
b. Protein nabati.
Protein nabati merupakan protein yang bersumber dari tumbuhan seperti padi-padian, sayur-sayuran, kacang-kacangan dan buah buahan. Protein ini mutunya tidak sebaik bila dibandingkan dengan protein hewani sebagai contoh gandum kekurangan asam amino lysine, nasi kekurangan lysine dan thrionine, jagung kekurangan tryptophan dan lysine sedangkan kacang-kacangan kekurangan tryptohan dan lysine sedangkan kacang-kacangan kekurangan methionine. Oleh sebab itu perlu ada suplemen/sumbangan dari pangan hewani dan keanekaragaman bahan pangan untuk melengkapi kekurangan tersebut agar pembentukan protein dalam tubuh dapat terjadi secara sempurna.
3. Lemak
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk padagolonganlipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalamair, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut .Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena adanya proses kimiawi. Misalnyaasam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.
Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembalidengan menambahkan asam sulfat encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut non-polar.Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester dari gliserol” . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil hidrolisis lemak dan minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asamkarboksilat ini juga disebut asam lemak yang mempunyai rantai hidrokarbon yangpanjang dan tidak bercabang.
Lemak merupakan sumber energi selain karbohidrat dan protein. Dengan adanya kelebihan konsumsi lemak yang tersimpan sebagai cadangan energi maka jika seseorang berada dalam kondisi kekurangan kalori, maka lemak merupakan cadangan pertama yang akan digunakan untuk mendapatkan energi setelah protein.
Lemak sendiri terdiri dari asam lemak dan gliserol 5). Apabila dalam makanan kita terdapat kelebihan karbohidrat dan lemak dari yang diperlukan oleh tubuh, maka lemak dan karbohidrat tersebut tidak akan langsung dibakar. Tetapi kelebihan ini akan diubah oleh tubuh menjadi lemak dan disimpan sebagai cadangan tenaga yang akan diambil jika tubuh membutuhkan sewaktu-waktu.Lemak cadangan ini terutama disimpan di bawah kulit dan sekitar otot. Selain itu, terdapat pula simpanan lemak di sekitar jantung, paru-paru, ginjal dan organ tubuh lainnya.
Cadangan lemak memang diperlukan di dalam tubuh. Tetapi jika cadangan ini jumlahnya terlalu banyak dapat berdampak pada gangguan kesehatan. Orang yang di dalam tubuhnya terdapat timbunan lemak dalam jumlah yang berlebihan mempunyai kecendrungan untuk menderita penyakit jantung, ginjal, diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit lainnya. Seseorang dengan kelebihan berat badan 10 % dari berat idealnya, maka orang tersebut sudah dapat digolongkan gemuk.
Fungsi Lemak Bagi Tubuh
Lemak berperan sebagai sumber cadangan energi, sumber asam lemak esensial, pelarut vitamin A, D, E dan K, memberikan cita rasa pada makanan serta dapat mengatur suhu tubuh.
Kebutuhan Lemak Dalam Tubuh
Manusia dapat digolongkan makhluk omnivora. Artinya makannya terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak dan lemak dari berbagai sumber baik ternak maupun tanaman. Minyak merupakan jenis makanan yang paling padat energi, yaitu mengandung 9 kkal per gram atau 37 kilojoul per gram. Susunan menu manusia sangat bervariasi terutama terhadap proporsi relatif protein, karbohidrat, dan lemak/minyaknya, lokasi, kebiasaan, dan tradisi. Konsumsi lemak/minyak meskipun dapat fleksible jumlahnya dalam diet, tetapi perlu diperhatikan akibat dari konsumsi lemak dan minyak yang tinggi terhadap metabolisme dan kesehatan manusia.
Lemak Dalam Bahan Makanan
Lemak dan minyak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Tetapi lemak dan minyak sering kali ditambahkan dengan sengaja ke bahan makanan dengan berbagai tujuan. Berbagai bahan pangan seperti daging, ikan, telur, susu, apokat, kacang tanah, dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau minyak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut.
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol , sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol . Lemak hewan darat seperti lemak susu, lemak babi dan lemak sapi. Lemak hewan laut seperti minyak ikan paus, minyak ikan cod, minyak ikan Herring berbentuk cair dan disebut minyak.
4. Vitamine
a. Vitamin A
Dibutuhkan untuk pertumbuhan dan pembangunan jaringan yang normal (normal development of tissues). memelihara kesehatan kulit dari dalam dan melindungi kulit luar terhadap infeksi. Juga melindungi dari berbagai bentuk kanker. Vitamin A juga perlu untuk penglihatan. Gejala Defisiensi (Kekurangan) : Sariawan, rabun malam, jerawat, sering terkena pilek dan infeksi, kulit kering dan pecah-pecah, ketombe, kista, diare.
Sumber : Melon, mangga, tomat, aprikot (apricot), pepaya, dan jeruk kepruk (tangerines).
b. Vitamin B1 / Thiamin
Esensial untuk berbagai fungsi tubuh, produksi energi dan membantu memelihara kesehatan syaraf dan otot. Membantu tubuh membuat dan memakai protein. Gejala Defisiensi : Otot lembek, sakit mata, iritabilitas, konsentrasi buruk, lutut lemah, ingatan buruk, sakit perut, susah buang air besar, jari-jari kesemutan, dan detak jantung cepat.
Sumber : Tomat
c. Vitamin B2 / Riboflavin
Vitamin B2 terlibat dalam banyak proses tubuh, khususnya memproduksi energi yang tersedia dari makanan. pertumbuhan pada anak-anak. dan memperbaiki dan memelihara jaringan tubuh. membantu menata kembali keasaman tubuh. Gejala Defisiensi : Mata pedih atau serasa terbakar, sensitivitas (peka) terhadap sinar terang, lidah sakit, katarak, rambut berminyak atau kusam, eksema (eczema) atau radang kulit (dermatitis), kuku pecah-pecah (split nails), bibir pecah-pecah (cracked lips).
Sumber : Tomat
d. Niacin (Niasin) - bagian dari B kompleks
Niasin mengkompromikan asam nikotin (nicotinic acid) dan and nikotinamida (nicotinamide), yang keduanya dibutuhkan untuk produksi energi dalam sel-sel. Nikotinamida (Nicotinamide) terlibat dalam proses enzim, termasuk metabolisme asam lemak (fatty acid), pernafasan jaringan (tissue respiration) dan pembuangan racun. Esensial untuk fungsi otak. Membantu menyeimbangkan kandungan gula darah dan menurunkan tingkat kolesterol. Gejala Defisiensi : Produksi energi kurang, fungsi otak lemah, dan kulit buruk. Juga nampak dari dari gejala radang dan sakit pencernaan.
Sumber : Tomat, kacang tanah dan alpukat.
e. Pantothenic acid (Asam Pantotenik) - bagian dari B kompleks
Memainkan sebuah peran sentral dalam membuat energi dari lemak dan karbohidrat yang tersedia untuk produksi substansi esensial dalam tubuh, termasuk produksi hormon steroid dan asam lemak. Untuk Memelihara kesehatan kulit dan rambut. Gejala Defisiensi : Kejang otot atau kram otot, apati (apathy), konsentrasi buruk, telapak kaki melepuh (burning feet) atau tumit lembek (tender heels), mual-mual (nausea) atau muntah-muntah (vomiting), kurang energi, kelelahan setelah berolahraga ringan, kegelisahan (anxiety) atau ketegangan (tension), gigi gemertak (teeth grinding).
Sumber : Tomat, strawberry, alpukat.
f. Vitamin B6 / pyridoxine (piridoksin)
Dibutuhkan tubuh untuk membuat protein. Membantu keseimbangan hormon seks. Anti-depresi dan diuretic alami · Membantu mengendalikan reaksi alergi. Gejala Defisiensi : Mimpi hal yang sama berulangkali dengan frekuensi yang tak menentu (infrequent dream recall), retensi terhadap air (water retention), tangan kesemutan (tingling hands), depresi atau ketegangan (nervousness), iritabilitas, kejang otot atau kram otot, kurang energi, kulit pecah-pecah.
Sumber : Pisang, biji-bijian, kacang-kacangan dan alpukat.
g. Biotin
Dibutuhkan untuk memproduksi energi dari makanan tersedia, misalnya untuk sintesis lemak, dan untuk ekskresi (pengeluaran) produk limbah protein. Gejala Defisiensi : Kulit kering, kondisi rambut jelek, uban dini (prematurely greying hair), otot lembek atau sakit, nafsu makan kurang atau mual-mual (nausea), eksema (eczema) atau radang kulit (dermatitis).
Sumber : Kacang-kacangan, oat (=sejenis gandum), almon, tomat, anggur, semangka dan cherry.
h. Foliate / folic acid (asam folik)
Dibutuhkan untuk produksi berbagai substansi esensial dalam tubuh. · Berperan penting bersama-sama vitamin B12 dalam pembelahan sel yang cepat, membuat materi genetik (DNA) untuk setiap sel. Dibutuhkan untuk memelihara fungsi sistem imunitas. Esensial untuk fungsi otak dan syaraf. Gejala Defisiensi : Anemia (Anaemia), eksema (eczema), bibir pecah-pecah, uban dini (prematurely greying hair), kegelisahan (anxiety) atau ketegangan (tension), ingatan buruk, kurang energi, kurang nafsu makan (poor appetite), sakit perut, depresi. 
Sumber : Kacang tanah, biji wijen, hazelnut (=sejenis kemiri), kacang mete (cashew nut), walnut (=sejenis kenari), dan alpukat.
i. Vitamin B12 /cyanoncobalamin (sianokobalamin)
Dibutuhkan untuk produksi (manufaktur) materi genetik (DNA dan RNA). Terlibat dalam pembentukan (formasi) sel darah merah. Esensial untuk syaraf. Menangani asap tembakau dan racun lainnya. Gejala Defisiensi : Kondisi rambut yang buruk, eksema (eczema) atau radang kulit (dermatitis), mulut terlalu sensitif terhadap iritasi akibat panas atau dingin, kegelisahan (anxiety) atau ketegangan (tension), kurang energi, susah buang air besar, otot lembek atau sakit (tender or sore muscles), kulit pucat. Sumber : Buah-buahan tertentu diindikasikan mengandung vitamin ini tapi hal ini belum dikonfirmasikan (secara ilmiah)
j. Vitamin C / ascorbic acid (asam askorbat)
Memperkuat sistem imunitas - dalam memerangi infeksi. Menjaga tulang, kulit, dan sendi kokoh kuat. Ada sebuah hubungan kuat antara masukan vitamin C yang lebih tinggi dengan resiko yang lebih rendah atas serangan jantung, stroke, katarak dan beberapa jenis kanker. Vitamin ini mudah teroksidasi dan rusak karena panas. Gejala Defisiensi : Sering pilek, kurang tenaga, sering infeksi, gusi berdarah, mudah terluka, mimisan, luka lambat sembuh, bintil-bintil merah di kulit (red pimples on the skin).
Sumber : Strawberry, jeruk lemon, buah kiwi, melon, jeruk, anggur, jeruk limau, tomat.
k. Vitamin D / calciferols (kalsiferol)
Dibutuhkan untuk penyerapan kalsium dari makanan, dan untuk penggunaan kalsium dan fosfor. Mempengaruhi pertumbuhan dan kekuatan tulang dan gigi, serta bersama-sama kalsium terkait dengan kesehatan syaraf dan otot. Gejala Defisiensi : Sendi sakit atau kaku, punggung pegal (backache), gigi busuk (tooth decay), kram otot (muscle cramps), rambut rontok (hair loss).
Sumber : Ekspos (=berjemur) matahari.
l. Vitamin E / d-alpha tocopherol (d-alfa tokoferol)
Vitamin E dibutuhkan sebagai antioksidan, yang melindungi tubuh dari efek samping oksidasi yang berbahaya. Makin banyak lemak tak jenuh ganda (polyunsaturated fats) yang Anda makan, semakin banyak vitamin E yang dibutuhkan untuk melindungi lemak tersebut dari oksidasi. Meningkatkan penyembuhan luka dan fertilititas (kesuburan). Baik untuk kulit. Gejala Defisiensi : Kurang gairah seks, kecapaian setelah berolahraga ringan, mudah terluka, luka yang lambat sembuh, varises(varicose veins), kehilangan elenturan sendi, infertilitas (kemandulan).
Sumber : Biji bunga matahari, kacang tanah , kacang almonds, hazelnut, biji pinus, biji wijen, oat dan alpukat.
m. Vitamin K / phylloquinone (pilokuinon)
Esensial untuk pembentukan protein, mengendalikan pengumpalan darah, dan fungsi lainnya. Vitamin K dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang. Gejala Defisiensi : Mudah terkena pendarahan (Haemorrhage) . 
Sumber : Tomat
5. Mineral
a. Calcium (Kalsium)
Esensial untuk pertumbuhan dan menjaga kekuatan tulang dan gigi.Kalsium juga mengendalikan konduksi impuls syaraf ke dan dari otak dan kontraksi otot. Meningkatkan kesehatan jantung, menggumpalkan darah, memperbaiki kulit, memelihara keseimbangan asam-basa yang tepat, mengurangi kram dan kejang akibat menstruasi (menstrual cramps and tremors).Keseimbangan kalsium dalam tubuh ditingkatkan dengan masukan vitamin D yang memadai dan olahraga.
Keseimbangan kalsium menjadi buruk karena ekspos timah (exposure to lead), konsumsi alkohol, kopi dan teh atau kurang vitamin D dan karena asam hidroklorida (hydrochloric acid) yang diproduksi dalam perut/lambung.
Gejala Defisiensi : Kram atau kejang otot (Muscle cramps or tremors), susah tidur (insomnia) atau ketegangan (nervousness), sakit sendi atau radang sendi, gigi busuk (tooth decay), tekanan darah tinggi.
Sumber : Almon, prem, biji pumpkin (=sejenis labu).
b. Chloride (Klorida)
Bekerjasama dengan sodium dan potasium dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh. Gejala Defisiensi : Defisiensi sangat jarang terjadi, kecuali sebagai akibat dari berkeringat/muntah-muntah yang terlalu berkepanjangan dan berat.
c. Chromium (Krom)
Sebagai bagian dari campuran yang dibutuhkan untuk memudahkan sistem insulin bekerja.Terlibat dalam metabolisme lemak dan dalam pemeliharaan struktur materi genetik. Gejala Defisiensi : Toleransi terhadap glukosa yang buruk dan kolesterol darah meningkat.
Sumber : Kacang-kacangan dan biji-bijian.
d. Copper (Tembaga)
Bagian dari berbagai jenis enzim, tembaga dibutuhkan untuk berbagai fungsi yang luas cakupannya: pembentukan (formasi) darah dan tulang, produksi pigmen melanin dari kulit dan rambut, dan pelepasan energi dari makanan. Gejala Defisiensi : Defisiensi sangat jarang dikenali tapi gejala dini dapat termasuk kerusakan fungsi jantung dan anemia.
Sumber : Buah-buahan dan kacang-kacangan.
e. Iodine (Yodium)
Dibutuhkan bagi kelenjar tiroid (thyroid gland) untuk memproduksi hormon tiroid (thyroid hormone), yang mengatur lebih dari 100 sistem enzim, termasuk tingkat metabolis, pertumbuhan, reproduksi dan banyak lagi fungsi esensial lainnya. Gejala Defisiensi : Defisiensi sangat jarang terjadi pada masyarakat masa kini di seluruh dunia yang mengkonsumsi tumbuhan dan karena banyak merek garam dapur yang diperkaya dengan yodium.
Sumber : Tumbuhan yang tumbuh di permukaan tanah yang sangat bervariasi tergantung variasi tingkat lapisan tanah (soil) alami.
f. Iron (Besi)
Esensial untuk pembentukan (formasi) sel darah merah, dan juga dibutuhkan untuk sirkulasi sebab sel darah merah mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.Komponen dari berbagai jenis enzim, vital untuk produksi energi. Gejala Defisiensi : Anemia, kulit pucat, lidah sakit (sore tongue), kecapaian (fatigue), kelesuan, kehilangan nafsu makan, mual-mual (nausea), sensitivitas terhadap cuaca dingin.
Sumber : Biji pumpkin(=sejenis labu), almon, prem (prune), kacang mete, kismis(raisins), kacang brasil (brazil nuts), walnut (=sejenis kenari), kurma, biji wijen, kacang pikan (pecan nuts = sejenis kemiri).
g. Magnesium
Terutama ditemukan dalam tulang dan esensial untuk pertumbuhan tulang, magnesium juga dibutuhkan dalam setiap sel dan untuk berfungsinya beberapa enzim yang dibutuhkan untuk memakai energi (dari makanan). Magnesium juga dibutuhkan untuk berfungsinya kalsium secara normal. Gejala Defisiensi : Kejang otot, kelemahan otot, susah tidur (insomnia) atau ketegangan (nervousness), tekanan darah tinggi, detak jantung tak beraturan, susah buang air besar, sawan (fits or convulsions), hiperaktif, depresi, bingung (confusion), kurang nafsu makan, kalsium disimpan dalam jaringan lunak misalnya sebagai batu ginjal.
Sumber : Almon (almonds), kacang mete, kacang brasil (brazil nuts), kacang tanah, kacang pikan (pecan nuts, sejenis kemiri), kismis (raisin).
h. Manganese (Mangan)
Bagian dari beberapa enzim esensial dan memicu banyak aktivitias lainnya, termasuk antioksidan dan proses produksi energi. Gejala Defisiensi : Kejang otot, pertumbuhan pada masa kanak-kanak yang terhambat, pening atau indra kesimbangan yang buruk, sawan, sakit lutut, sakit sendi, penyakit kardiovaskular (cardiovascular).
Sumber : Nanas, blackberry, raspberry, anggur, strawberry, kacang-kacangan dan biji-bijian.
i. Molybdenum (Molibdenum)
Bagian dari beberapa jenis enzim, termasuk mekanisme untuk membuang asam urik (uric acid), menggunakan besi, dan metabolisme DNA. Gejala Defisiensi : Gejala defisiensi tidak diketahui kecuali adanya kelebihan tembaga dan sulfat yang sangat terkait dengan penggunaan molibdenum.
Sumber : Tomat
j. Phosphorus (Fosfor)
Dalam kombinasi dengan kalsium, fosfor membantu memelihara kekuatan tulang dan gigi.Diperlukan tubuh untuk menggunakan energi dan vitamin B dari makanan. Fosfor adalah sebuah elemen yang berperan dalam banyak substansi tubuh esensial dan mekanisme pengendalian tubuh. Gejala Defisiensi : Gejala kekurangan sangat jarang terjadi karena fosfor terkandung dalam hampir semua makanan. Gejala kekurangan mungkin terjadi karena penggunaan antasida (antacid) dalam jangka waktu panjang atau karena tekanan seperti patah/retak tulang. Gejalanya termasuk kelemahan otot secara umum, kehilangan nafsu makan dan sakit tulang, rakhitis (rickets), tulang terasa tak enak (osteomalacia).
Sumber : Terkandung dalam hampir semua makanan.
k. Potassium (Potasium)
Pelengkap (Complement) sodium dalam mengatur keseimbangan cairan tubuh. Membantu tubuh membuang kelebihan sodium, yang membantu mencegah dan menyembuhkan tekanan darah yang meningkat. Memudahkan nutrien bergerak masuk ke dalam sel dan memudahkan produk limbah bergerak keluar dari sel. Meningkatkan kesehatan syaraf dan otot, membantu sekresi/pengeluaran insulin untuk pengendalian gula darah. Terlibat dalam metabolisme, memelihara berfungsinya jantung, merangsang pergerakan usus untuk mendorong eliminasi yang seharusnya.
Gejala Defisiensi : Detak jantung yang kencang tak teratur, kelemahan otot, sakit seperti tertusuk jarum (pins and needles), iritabilitas (irritability), mual-mual (nausea), muntah-muntah (vomiting), diare, perut kembung, selulit (cellulite), tekanan darah rendah akibat ketidakseimbangan rasio potasium/sodium, bingung (confusion), apati mental (mental apathy).
Sumber : Buah-buahan, khususnya buah kering, seperti aprikot, juga pisang dan berbagai varietas buah jeruk.
l.Selenium
Sebuah bagian vital dari sistem pertahanan antioksidan tubuh, selenium bekerjasama dengan vitamin E dan dapat menggantikan sebagian fungsi vitamin E. Gejala Defisiensi : Keluarga dengan sejarah kanker turun temurun, tanda-tanda penuaan dini, katarak, tekanan darah tinggi, sering infeksi.
m. Sodium
Esensial dalam jumlah kecil untuk menata keseimbangan cairan tubuh, bekerjasama dengan potasium dan klorida. Membantu berfungsinya syaraf.Digunakan dalam kontraksi otot termasuk otot jantung, digunakan dalam produksi energi, membantu memindahkan nutrien ke dalam sel-sel.
Gejala Defisiensi : Pening, kelelahan karena kepanasan (heat exhaustion), tekanan darah rendah, denyut nadi cepat, apati mental (mental apathy), kehilangan nafsu makan, kejang otot, mual-mual (nausea), muntah-muntah (vomiting), berat tubuh turun, sakit kepala.
Sumber : Zaitun
n. Zinc (Seng)
Dibutuhkan untuk kesehatan sistem imunitas, pertumbuhan normal, pembentukan jaringan, kedewasaan seksual lelaki dan kerja dari berbagai jenis enzim. Lebih banyak seng yang dibutuhkan ketika jaringan baru harus dibentuk, misalnya untuk pemulihan dari pembedahan, pemulihan luka bakar. Mineral peningkat imunitas yang paling penting. Tak diragukan lagi seng membantu tubuh memerangi infeksi. Gejala Defisiensi : Indra pembau dan indra perasa yang lemah, bercak-bercak putih di lebih dari dua kuku, sering infeksi, tanda-tanda tergores (stretch marks), jerawat atau kulit berminyak, kesuburan rendah, kulit pucat, kecenderungan mudah depresi, kehilangan nafsu makan.
Sumber : Kacang brasil, kacang tanah, oat (=sejenis gandum), almon and biji pumpkin (=sejenis labu).
C. Pencernaan Makanan
1. Tahapan Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan makanan adalah proses memasukkan, menyimpan makanan sementara, mencerna secarar fisik & kimiawi, absorbsi, menyimpan sementara & defekasi.
Empat tahap utama dalam pengolahan makanan:
a. Penelanan (Ingesti)
b. Pencernaan (digesti)
c. Penyerapan (absorpsi)
d. Pembuangan (eliminasi)
a. Menelan (Ingesti) yaitu mengantarkan makanan ke bagian awal dari saluran pencernaan. Hal ini akan dilakukan dengan kerja sama terhadap sistem tubuh lainnya meliputi sistem gerak, dan berbagai sistem sensoris (pendengaran dan penglihatan serta penciuman).
b. Pencernaan (digestion) yaitu proses dimana bahan makanan yang ditelan akan dihancurkan secara fisika dan kimiawi sehingga dapat diserap oleh dinding usus dan selanjutnya dijadikan suplai energi dan proses-proses fisiologis lainnya.
c. Absorbsi yaitu penyerapan bahan makanan yang telah dicerna di saluran pencernaan untuk kemudian ditransfer ke sel-sel tubuh lainnya yang akan digunakan atau disimpan untuk sementara.
d. Eliminasi atau ekskresi yaitu mengeliminasi segala sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna dan diserap sehingga menjadi kotoran yang harus dibuang ke luar tubuh.
Seperti halnya dengan sistem tubuh lainnya, sistem pencernaan ini memperlihatkan pola-pola spesifik antar satu kelompok hewan dengan kelompok lainnya. Perbedaan pola antar kelompok tersebut dapat meliputi mekanisme pencernaannya, jenis atau tipe makanan yang dicerna serta aspek-aspek lain yang berkenaan dengan nutrien-nutrien yang diperlukan dan tidak diperlukan oleh tubuh.
2. Pencernaan Makanan Intrasel Dan Ekstrasel
Ada 2 cara mencernakan makanan, yaitu pencernaan intrasel dan ekstrasel.
Pencernaan intrasel merupakan cara mencerna yang primitif pada hewan protozoa dan porifera. Contoh pada amoeba, cara menangkap mangsa dengan fagositosis. Proses pencernaan makanannya secara intrasel sebagai berikut:
a. Lisosom bersatu dengan vakuola
b. Makanan dicerna dengan enzim dari lisosom
c. Makanan yang tercerna berdifusi pada sitoplasma
d. Sisa makanan yang tidak dicerna dikeluarkan keluar sel
e. Terbentuk lisosom sekunder yang berisi enzim yang masih dapat dipergunakan.
Pencernaan yang dilakukan diluar sel disebut pencernaan ekstrasel. Pada hewan bersel banyak umumnya mencernakan secara ekstrasel, Contoh: Coelenterata dan Platyhelminthes, pencernaan mula-mula secara ekstrasel di rongga pencernaannya, kemudian bahan makanan yang setengah dicerna diambil oleh sel-sel rongga gastrovascular untuk dicerna secara intrasel.
3. Cara Makan Hewan
Semua hewan adalah heterotrof yang tergantung kepada makanan yang ditelannya dalam rangka memenuhi seluruh kebutuhan energi untuk hidup. Hal ini sangat kontras dengan tumbuhan yang bersifat autotrof yang mampu mengkonversi molekul anorganik menjadi molekul organik dengan bantuan energi matahari. Jenis makanan yang ditelan oleh hewan sangat bervariasi, berkisar dari bakteria dan plankton yang sangat kecil hingga pada hewan-hewan berukuran besar seperti kelompok mamalia atau vertebrata lainnya. Dengan demikian adalah hal yang mungkin untuk menyusun suatu generalisasi tentang perilaku makan dari hewan-hewan yang ada sekaligus mengklasifikasikannya menjadi beberapa kelompok. Atas dasar pola cara makan, hewan dapat dibedakan kedalam empat kelompok :
a. Cara makan suspense atau partikel kecil
b. Cara makan partikel besar
c. Cara makan “Cairan”
d. Cara penyerapan langsung
a. Pencernaan Partikel Kecil
Pencernaan partikel kecil yang terkadang disebut sebagai pencernaan suspensi umumnya terbatas untuk hewan-hewan akuatik yang sebagian besarnya pada hewan-hewan yang hidup di air laut. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya sumber makanan yang potensial dalam jumlah lebih banyak seperti bakteria, mikro algae, invertebrata kecil dan sebagainya di dalam air laut jika dibandingkan dengan di air tawar.
Tipe paling sederhana dari mekanisme pencernaan ini adalah fagositosis yang dapat ditemukan pada kelompok protozoa. Mekanisme lainnya adalah dengan menggunakan silia seperti pada gastrpopoda bivalvia. Pada bivalvia dan kecebong, partikel-partikel makanan yang kecil akan terperangkap di insang lalu didorong secara aktif oleh silia-silia menuju ke sistem pencernaan untuk dicerna. Di mulut, makanan akan diseleksi berdasarkan ukurannya sehingga makanan akan terpisah dari sampah-sampah atau kotoran lainnya. Dalam banyak hal, proses memakan suspensi ini merupakan proses yang kontinyu selama air melewati insang juga terus berlangsung pada proses respirasi. Pada kelompok hewan lainnya, terkadang juga ada mukus yang berfungsi untuk memerangkapkan makanan. Beberapa urochordata, misalnya, membentuk jaring-jaring mukus yang akan menjerat partikel makanan secara efektif. Mekanisme memakan suspensi juga ditemukan pada hewan vertebrata seperti pada ikan paus baleen dan beberapa kelompok burung. Pada paus ballen terdapat barisan-barisan keping ballen yang menjulur dari atap mulut sebagai penyaring dan ketika mulut tersebut diisi air maka akan segera tertutup dengan cepat. Selanjutnya air akan dikeluarkan sedangkan bahan makanan akan terkumpul di alat penyaring tesebut.
b. Pencernaan Partikel Besar
Cara termudah untuk memperoleh bahan makanan berupa partikel besar adalah dengan menelan makanan yang inaktif. Dengan demikian bahan makanan tidak perlu ditangkap. Sering kali bahan makanan yang diperlukan tersebut adalah lingkungan tempat hidupnya, seperti pada cacing tanah Lumbricus yang secara sederhana akan menelan tanah di sekitarnya. Cara alternatif lainnya berkenaan dengan massa partikel makanan yang inaktif dapat ditemukan pada kelompok gastropoda (misalnya siput). Pada hewan ini, terdapat radula-radula yang terletak di atas struktur seperti lidah yang disebut odontofor. Radula digerakkan maju mundur, mengikis partikel makanan yang kemudian dimasukkan ke dalam saluran pencernaan.
Hewan-hewan lain harus melakukan perburuan dalam memperoleh makanannya yang termasuk kelompok karnivora. Pola berburu makanan tersebut sangat menguntungkan karena bahan makanan yang diperoleh sangat kaya nutrisi. Hal ini bertolak belakang dengan herbivora yang bahan makanannya susah untuk dicerna dan sebagian besar mungkin akan menjadi sisah yang tak dapat diabsorbsi. Akan tetapi kerugian bagi kelompok karnivora adalah tidak terjaminnya ketersediaan makanan setiap waktu sebab proses berburu kadang juga menemui kegagalan. Hewan tangkapan dapat dicerna terlebih dahulu dalam rongga mulut sebelum ditelan atau sekaligus ditelan tanpa proses pencernaan di dalam rongga mulut seperti pada ular. Oleh karenanya, sehubungan dengan cara mencerna makanannya, maka hewan-hewan karnivora memiliki beragam variasi dari organ pada sistem pencernaannya seperti adanya taring, rahang yang elastik, saliva yang mengandung toksin atau toksin yang memang secara sistematis dikeluarkan melalui gigitan. Pada cephalopoda misalnya, terdapat dua struktur seperti paruh di mulutnya yang dapat memperkecil ukuran makanan melalui gigitan dengan organ tersebut.
c. Makan “ Cairan”
Hewan golongan ini biasanya mempunyai alat tusuk dan isap, yang merupakan modifikasi dari rahangnya yang berfungsi untuk menghisap makanannya yang berupa cairan. Pada hewan golongan ini pula reduksi pada gigi, tetapi memiliki paruh dan nectar untuk menjilat lidah.
d. Menyerap Pakan
Hewan golongan ini mampu menyerap berbagai nutrisi yang dibutuhkan. Mekanisme penyerapan serupa dengan penyerapan pada usus hewan vertebrata, yaitu dengan sistem transport aktif.
D. Pola Pencernaan Makanan Hewan Vertebrata
1. Enzim Pencernaan.
Untuk mencernakan makanan enzim-enzim tertentu yang dihasilkan dari berbagai kelenjar pada sistem pencernaan makanan. Kelenjar ludah/saliva hanya dimiliki oleh mammalia, sedangkan vertebrata lain hanya berupa kelenjar lendir/mukus.
Saliva adalah cairan agak pekat , licin karena mengandung molekul karbohidrat-protein yang disebut musin. Musin ini memungkinkan saliva mengikat partikel-partikel kecil makanan bersama menjadi sebuah massa lunak yang dengan mudah kemudian dapat ditelan. Beberapa jenis enzim dihasilkan dalam bentuk zimogen, misalnya pepsinogen pada lambung, baru aktif jika ada enterokinase yaitu HCl.
Pengeluaran enzim pada mammalia dan juga manusia terjadi dengan berbagai cara, saliva dan getah lambung dapat keluar secara psikis atau dengan refleks. Getah lambung dapat juga dipengaruhi secara kimia (hormon), jika ada makanan yang telah dikunyah masuk ke lambung, dinding lambung akan mengeluarkan hormon gastrin yang mempengaruhi kelenjar-kelenjar getah lambung mengeluarkan getah lambung.
HCl dalam getah lambung mempunyai fungsi yang berguna untuk:
a. Menolong mematikan bakteri yang terdapat dalam makanan yang ditelan.
b. Menolong mengubah sifat protein, merombak jaringan ikat dsb, agar pencernaan lebih mudah.
c. Menolong mengaktifkan pepsin, satu-satunya enzim pencernaan yang disekresikan oleh lambung.
Jika makanan dari lambung masuk pangkal duodenum, maka pangkal duodenum akan mengeluarkan hormon:
a. Sekretin: yaitu hormon yang mempengaruhi pengeluaran getah pankreas.
b. Kolesistokinin: mempengaruhi pangeluaran cairan empedu.
c. Enterokinin: mempengaruhi pengeluaran getah usus.
Getah pankreas usus dan cairan empedu pengeluarannya semata-mata karena proses kimia (hormon), getah pankreas mengandung zat-zat sebagai berikut:
a. Natrium bikarbonat (NAHCO3), menetralkan keasaman di usus, dengan cepat menaikkan pH menjadi kira-kira 8.
b. Amilase
c. Lipase, menghidrolisis lemak menjadi campuran asam lemak dan monogliserida, Kerjanya dibantu adanya garam-garam empedu
d. Dua protease: tripsin dan kimotripsin, enzim ini melanjutkan pencernaan protein.
Kimotripsin mematahkan ikatan peptida yang sama seperti yang dilakukan oleh pepsin, enzim tripsin dan kimotripsin dikeluarkan dalam bentuk inaktif , setelah masuk ke duodenum menjadi aktif.
Enterokinin memacu usus halus (jejenum) mengeluarkan :
a. Eksopeptidase , enzim yang membantu hidrolisis peptida menjadi asam amino. ( contoh: Aminopeptidase dan karboksipeptidase)
b. Nuklease, enzim yang menghidrolisis asam nukleat (DNA dan RNA) menjadi komponen nukleotida.
c. Maltase.
d. Sukrase
e. Laktase
Cairan empedu mengandung garam-garam empedu, yang merupakan steroid ampifil dan memegang peranan penting dalam mengemulsikan lemak, empedu juga mengandung pigmen empedu, yang berasal dari hasil pemecahan pigmen sel darah merah (hemoglobin), yang dipindahkan oleh hati dari sel-sel darah merah yang tua. Warna kecoklatan pigmen empedu ini memberi warna coklat yang khas dari faeses.
2. Pencernaan Makanan
Pencernaan awal adalah secara mekanik artinya makanan dihaluskan dengan cara mengunyah atau dengan cara lain, agar mudah dicerna secara kimia pada proses pencernaan secara enzimatis.
Pencernaan Protein,
ada enzim endopeptidase, contoh pepsin dan tripsin.
Kemudian asam amino yang berada pada bagian terminal pada molekul peptida yang lebih kecil akan dilepaskan oleh enzim eksopeptidase, ada 2:aminopeptidase (melepaskan pada gugus amin yang bebas) dankarboksipeptidase (gugus karboksil yang bebas).
Asam amino diabsorpsi pada duodenum, jejenum dan ileum, pada ileum absorpsinya lambat. Absorpsi asam amino sebagian dengan transpor aktif.
Pencernaan Karbohidrat,
Dimulai dari mulut oleh enzim ptialin/ amilase, pada lambung ptialin relatif tidak bekerja karena pHnya sangat asam, (1,5-3), yang paling berperan adalah amilase dalam pankreas, sedangkan di usus halus disakarida akan diubah menjadi monosakarida, hasil akhirnya adalah glukosa, fruktosa, galaktosa dan pentosa (ribosa dan deoksiribosa).
Penyerapannya melalui dinding villi ke peredaran darah. Glukosa meresap secara difusi, kacepatan maximum absorpsi pada usus manusia adalah 120 gr/jam. Transpor aktif dari penyerapan hexosa diperkirakan dengan proses fosforilasi, artinya enzim-enzim fosforilasi pada sel-sel usus memegang peranan penting.
Pencernaan Lemak,
Dilakukan oleh lipase yang terdapat pd getah usus dan getah pankreas, dengan pH optimum 7,5 – 8.
Pencernaan lemak berjalan sbb:
lipase
Lemak (Trigliserida) --------------> Digliserida + asam lemak (1)
Cairan empedu
Lipase
Digliserida ----------------> Monogliserida + asam lemak (3)
Cairan empedu
40% Trigliserida pada makanan akan dihidrolisis hanya sampai monogliserida, sisanya dihidrolisis sempurna menjadi asam lemak + glicerol.Asam lemak dan monogliserida, yang diserap di dalam sel-sel villus akan disusun menjadi tetesan lemak, ini terjadi dalam RE yang halus dari sel-sel tsb. Tetesan lemak kemudian akan dikeluar-kan melalui eksositosis ke dalam bagian dalam vilus,
Tetesan lemak kemudian akan masuk ke anyaman kapiler dalam saluran lakteal yang merupakan bagian dari sistem limfatik, yg memiliki dinding lebih porus. Tetesan-tetesan lemak sewaktu ada di dalam saluran lakteal akan diedarkan dengan lambat melalui sistem limfatik sampai berhubungan dengan sistem sirkulasi darah. Lemak yang masuk dalam pembuluh darah dan hati akan digunakan dalam metabolisme atau disimpan.
Absorpsi Vitamin
Vitamin diabsorpsi duodenum kecuali vit B12 diabsorpsi di ileum. Vitamin yang larut dalam air (vit B dab C) absorpsinya lebih cepat, sedangkan vit yang larut dalam lemak seperti A.D.E dan K absorpsinya lambat dan tergantung dari cukupnya empedu, cairan pankreas dan lemak.
Semua vertebrata mempunyai enzim amilase dari pankreas kecuali sapi, ayam dan biri-biri, amilase pada hewan tsb. dikeluarkan bersama cairan empedu.Hampir semua hewan tidak menghasilkan amilase dari lambungnya, kecuali serangga omnivor dan herbivor, bahkan dihasilkan juga disakaridase seperti laktase, sukrase dan maltase. Lambung yang menghasilkan enzim adalah bagian gastric caeca. Pada serangga omnivor, herbivor dan carnivor menghasilkan enzim protease dan lipase.
Secara umum hewan tidak menghasilkan selulase sendiri, kecuali cacing teredo dan cacing tanah. Hewan lain mendapatkan selulase karena bersimbiosis dengan bakteri atau falgellata penghasil selulase. Contoh: Serangga bersimbiosis dengan sejenis flagelata (Trichonympha) sehingga dapat mencernakan selulosa.
Hewan ruminantia seperti sapi, kerbau, biri-biri, kambing dan lain-lain, dapat mencernakan selulosa karena bersimbiosis dengan bakteri pada lambungnya. Lambung ruminantia mempunyai bagian-bagian yang berasal dari modifikasi oesofagus, yaitu: rumen, retikulum, dan omasum, sedang abomasum merupakan lambung yg sebenarnya.
Fermentasi terjadi di rumen oleh bakteri (Methanobacterium ruminantium) memecah selulosa menjadi asam laktat, asam lemak (butirat dan propionat), asam asetat, dan gas (CO2 , CH4 dll). Bahan-bahan hasil fermentasi di absorpsi di rumen. Asam lemak dipakai untuk mensintesis lemak di hati. Asam laktat dan asam asetat diubah menjadi glikogen di hati. Asam asetat dapat diubah menjadi glukosa dan galaktosa sebagai bahan untuk mensintesis gula susu (laktosa) Gas CO2 dan CH4 sebagian diabsorpsi dan dikeluarkan melalui paru-paru, sebagian dikeluarkan melalui mulut.
Bagian makanan/rumput yang masih besar akan kembali ke mulut untuk dikunyah lagi. Selain itu bakteri juga menghasilkan vit B12. Bakteri juga merupakan sumber protein bagi hewan ruminantia, bakteri akan mati di lambung asam (abomasum) dan selanjutnya dicernakan. Oleh karena itu hewan ini tidak membutuhkan asam amino esensial seperti pada manusia, hanya dengan menambahkan garam amonium atau urea pada makanannya maka bakteri dalam rumennya akan bertambah subur.
Hewan seperti kuda, proses fermentasi oleh bakteri terjadi di usus buntu yang besar, tapi kurang efektif karena tidak bisa dikunyah kembali sehingga serat-seratnya masih kasar dan bakteri tidak bisa dicerna di usus.
Pada kelinci dan marmut juga bersimbiosis dengan bakteri di usus buntunya, kotoran yang belum sempurna akan dimakan kembali sehingga pencernaan lebih sempurna dan kotorannya keras berbutir-butir.
Gerakan Pada Sistem Pencernaan Makanan.
Lambung dan usus mengadakan gerakan untuk mencampur makanan dengan enzim dan menggerakkan makanan pada seluran pencernaan. Gerakannya berupa gerak peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular).
Makanan di lambung manusia ± 3-4 jam, kalau mengandung lemak ± 6-7 jam. kanan berada di usus manusia ± 12-24 jam. Pada hewan herbivor makanan tinggal di usus sampai beberapa hari.
E. Sistem Pencernaan Manusia.
Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan kelenjar pencernaan.Saluran pencernaan merupakan saluran yang dilalui bahan makanan. Kelenjarpencernaan adalah bagian yang mengeluarkan enzim untuk membantu mencerna makanan. Saluran pencernaan antara lain sebagai berikut.
1. Mulut
Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva).
Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut
 dentin. Struktur gigi terdiri
atas
 mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh
gusi, dan akar gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang.
Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan
fosfat
 merupakan bagian penyusun email. Untuk perkembangan dan
pemeliharaan gigi yang bai, zat-zat tersebut harus ada di dalam makanan
dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi semen yang melekatkan akar pada
gusi.
Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang
berguna untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak
makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Dan
terdapat pula tiga buahkelenjar saliva pada mulut, yaitu kelenjar parotis,
sublingualis, dan submandibularis. Kelenjar saliva mengeluarkan air liur
yang mengandung enzim
 ptialin atau amilase, berguna untuk mengubah
amilum menjadi maltosa. Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut
pencernaan
 kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan
makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan
air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan bulat yang
disebut
 bolus. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong menuju
faring.
2. Faring (esofagus)
Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan
masuk kedalam tekak )faring). Faring adalah saluran yang memanjang
dari bagian belakang rongga mulut sampai ke permukaan kerongkongan
(esophagus). Pada pangkal faring terdapat katup pernapasan yang disebut
epiglottis.
 Epiglotis berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan
(laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui
faring, bolus menuju ke
 esophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus,
berotot lurik, dan berdidnding tebal. Otot kerongkongan berkontraksi
sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong bolus ke dalam
lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut
 gerakan peristaltik.
3. Lambung
Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya
secara
 mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah
lambung mengandung HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk
membunuh kuman-kuman yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan
enzim pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone.
Renin berfungsi untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui
pencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan
yang disebut
 kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit
ke dalam usus halus.
4. Usus halus
Usus halus memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari
(duodenum), usus tengah
 (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu
lubang pada dinding
 duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan
saluran getah pancreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim
tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum.
 Tripsin
berfungsi merombak protein menjadi asam amino.
 Amilase mengubah
amilum menjadi maltosa.
 Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam
kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu
berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
5. Usus besar
Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang tidak dpat tercerna, misalnya selulosa.
Usus besar berfungsi mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar iar pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui anus.


C. Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan vertebrata
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria)
1. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.
Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan hormon insulin.

2. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatangamphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:
a. rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa,
b. esofagus. berupa saluran pendek,
c. ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan
menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus.
d. intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
e. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
f. kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna
Kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.